Dikisahkan pada masa Amirul Mu'minin Harun ar-Rasyid di Bashrah ada seorang pemuda berandal. Penduduk Bashrah memandang hina pemuda tersebut karena perilakunya yang buruk. Namun, ketika bulan Rabiul Awal atau bulan Maulid datang, pemuda ini menyambutnya dengan mencuci pakaiannya, memakai parfum, berdandan, membuat walimah, dan ia membaca maulid Nabi Muhammad saw. Hal ini terus berlangsung dalam waktu yang lama. Saat ia meninggal penduduk Bashrah mendengar suara tanpa wujud berkata: "Wahai penduduk Bashrah hadiri dan saksikanlah oleh kalian jenazah seorang wali dari wali-walinya Allah, sesunguhnya ia mulia di sisiku."
Kemudian penduduk Bashrah menghadiri sampai dengan menguburkannya. Lalu, dalam mimpi, mereka melihat pemuda tersebut mengenakan pakaian kebesaran yang terbuat dari sutra. Ditanyakan kepadanya: "Dengan apa engkau mendapatkan keutamaan ini.?"
"Dengan mengagungkan Maulid Nabi Muhammad saw", jawabnya.
**
Alkisah, di negara Syam, hiduplah seorang pemuda yang rupawan pada masa khalifah Abdul Malik ibn Marwan. Suatu hari pemuda tersebut sedang bermain-main dengan menaiki kudanya. Tiba-tiba kudanya berlari dengan kencang saat ia berada dipunggunya sampai membawanya di sebuah jalan buntu di Kota Syam. Ia tidak mampu untuk mengendalikan kudanya sehingga kudanya pun berada di jalan menuju pintu sang khalifah.
Lalu kudanya secara tiba-tiba berpapasan dengan purta khalifah Abdul Malik. Ia pun tidak mampu berpaling dari kuda tersebut dan akhirnya tertabrak dan meninggal dunia. Kejadian ini pun sampai pada sang khalifah.
Beliau meminta untuk menghadirkan pemuda penunggang kuda itu. Ketika semakin dekat waktu pemuda itu akan meghadap sang khalifah, tiba-tiba muncul dalam benaknya: "Bila Allah menyelamatkanku dari peristiwa ini, aku akan membuat walimah yang besar dan aku akan membaca maulid Nabi Muhammad saw di walimah itu."
Ketika pemuda itu hadir di hadapan sang khalifah, sang khalifah pun memandanginya kemudian beliau malah tertawa setelah sebelumnya menahan amarah. Sang khalifah bertanya heran: "Hai pemuda, apakah engkau pandai menyihir?." "Tidak, demi Allah wahai Amirul Mu'minin.", jawab pemuda itu. Kemudian sang khalifah berkata: "Engkau aku maafkan, tetapi katakan kepadaku apa yang telah engkau ucapkan?."
Ia pun menjawab: "Aku berkata: "Bila Allah menyelamatkanku dari kecelakan jiwa ini aku akan membuat walimah maulid Nabi saw." Sang khalifah berkata: "Sungguh aku telah memaafkanmu dan ambilah ini 100 dinar untuk merayakan maulid Nabi. Dan engkau terbebaskan dari dam (denda) pembunuhan anakku." Pemuda itupun keluar dengan membawa 100 dinar dan terbebaskan dari qisas sebab berkah maulid Nabi Muhammad saw.
**
Ke dua kisah ini disebutkan oleh Syekh Bakri Syatho (w.1310 H) dalam kitabnya I'anatut Thalibin. Kisah ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk selalu mengagungkan Maulid Nabi Muhammad Saw. khususnya di bulan Rabiul Awal. Pada bulan ini, umat Islam di seluruh penjuru dunia memperingat kelahiran Nabi Muhammad yang terlahir setengah abad lalu tepatnya 20 April 571 M. Seorang Nabi dan Rasul terakhir yang mangajarkan akhlak mulia, pembawa syari'at dan pemberi syafaat. Semoga kisah di atas dapat menjadi motivasi untuk selalu membaca maulid Nabi Muhammad saw di setiap waktu dan menginfaqkan harta karenanya. Amin. Wallahu a'lam bisshawab.
Penulis:
Ustadz Muhamad Hanif Rahman, khadim Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo